Wagub Sumut Desak Karo Bangun Agro Wisata

desakkaro2Banyuwangi, 23/10 – Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah mendesak Pemerintah Kabupaten Karo untuk dapat segera membangun agro wisata. Mengingat kondisi alamnya yang layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata di Karo.

Hal itu dikatakan Musa Rajekshah saat mengunjungi Agro Wisata Taman Suruh di Desa Wonosari, Glagah, Banyuwangi, Selasa (22/10).

“Kabupaten Karo sangat tepat sekali dibuat agro wisata, karena alamnya yang sangat cocok,” ujar Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck.

Wagub terlihat kagum saat tiba di kawasan Agro Wisata Taman Suruh. Jejeran bunga berwarna-warni menyambut Ijeck dan rombongan yang terdiri dari Bupati Karo, Bupati Serdang Bedagai, Bupati Labuhan Batu Utara, Sekda Langkat, Pimpinan OPD Pemprov Sumut, Dinas Pariwisata Deli Serdang, Dinas Pariwisata Batubara dan rombongan lainnya. Ijeck kemudian diajak berkeliling taman.

Sekretaris Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi, Dewa Made Wicaksana, yang ikut menemani Ijeck menyampaikan, Agro Wisata Taman Suruh ini merupakan kelanjutan dari Agro Expo 2019 Banyuwangi. Dijelaskannya, Agro Expo 2019 yang dilaksanakan pada bulan Mei 2019 ini menjadi cikal bakal adanya Agro Wisata Taman Suruh.

“Kegiatan ini dimulai pada Mei 2019 lalu, pada waktu itu namanya adalah Agro Expo 2019, hanya dilaksanakan selama dua minggu. Setelah acara selesai, Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi tetap mengelola lokasi ini dan berganti nama menjadi Argo Wisata Taman Suruh dan bekerjasama dengan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) mengenai masalah ticketing. Sekarang setiap warga yang memasuki Agro Wisata Taman Suruh dikenakan biaya tiket sebesar Rp10 ribu sehingga menghasilkan PAD,” ujar Dewa Made.

Mewujudkan Agro Wisata Taman Suruh ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Setidaknya, perlu waktu hingga empat bulan untuk mempersiapkan proses budidaya tanaman yang melibatkan berbagai SKPD terkait. Dikatakannya, Dinas Pertanian yang membuat rancangan pola seluruh tanaman mulai tanaman bunga, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan lainnya. Hal itu dilakukan sebelum kawasan itu dibuka pada Mei 2019 lalu sebagai Agro Expo 2019.

Ditambahkannya, Agro Wisata Taman Suruh ini berisi berbagai tanaman mulai dari tanaman pangan, hortikultura hingga peternakan. “Di sini ada tanaman seperti padi, jagung dan kedelai. Dari tanaman perkebunan ada kopi kakao dan komoditas lainnya. Dari Hortikultura ada jeruk, mangga, bunga- bungaan, juga dari peternakan ada kambing dan sapi,” ujar Dewa Made.

Wagub mengapresiasi Agro Wisata Taman Suruh milik Pemkab Banyuwangi, karena lokasi ini bukan dikelola oleh Dinas Pariwisata melainkan oleh Dinas Pertanian Pemkab Banyuwangi. Hal ini sesuai dengan kebijakan Pemkab Banyuwangi melalu Bupati bahwa masing-masing dinas harus bisa menjadi destinasi pariwisata. Menariknya, lanjut Wagub, di Agro Wisata Taman Suruh ini bukan hanya menonjolkan dan menjual hasil tanaman saja melainkan juga menjadi destinasi wisata karena keindahan tamannya.

“Menarik karena di sini tidak hanya ingin menjual hasil dari tanaman yang ada tapi juga keindahan tamannya. Di sini ada tanaman yang terdapat pada masing-masing kecamatan di kabupaten Banyuwangi yang ditanam dari masing masing petani dan ini menjadi destinasi wisata. Selain itu, di lokasi ini sering digelar berbagai acara untuk menarik minat masyarakat berkunjung,” ujarnya.

Dilanjutkan Wagub, Ia ingin konsep agro wisata seperti Taman Suruh ini dapat dicontoh dan dikembangkan di Provinsi Sumatera Utara. Satu lokasi yang tepat adalah Kabupaten Karo. “Mudah mudahan ini bisa menjadi contoh untuk kita kembangkan di daerah,” ujar Ijeck.

Tawaran tersebut langsung disambut oleh Wakil Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang yang juga ikut dalam rombongan. Dikatakan Cory, Kabupaten Karo sangat cocok untuk dibuatkan agro wisata seperti di Agro Wisata Taman Suruh. Namun, yang membedakannya adanya keterlibatan pemerintah.

“Di Karo hal seperti ini sebenarnya sudah sangat biasa bagi kami. Tapi yang bisa menjadi contoh adalah bagaimana peran pemerintah daerah terhadap apa yang dilakukan di taman ini. Dalam arti bahwa pembangunan ini dilakukan oleh Pemda. Sementara di Karo masih swasta yang mengadakan. Walaupun begitu, setelah melihat ini, mungkin Pemda bisa mencontohnya karena potensi di Tanah Karo itu sangat luar biasa dan mungkin lebih. Kalau soal agro wisata mungkin lebih baik karena daerah di sana lebih pas untuk seperti ini,” ujar Cory.

Cory pun menargetkan akan membuat sebuah agro wisata di Karo dalam kurun waktu enam bulan. “Secepatnya minimal enam bulan setelah ini Pemkab Karo akan membuat taman agro wisata,” tegas Cory. (*)

(Humas Provsu)-(Riva)