Medan, 19/11 – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan kuliah umum yang digelar Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di gedung Medan Internasional Convention Center (MICC) Jl. Gagak Hitam, Ringroads Medan, Sabtu (19/11/2016).
Hadir Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, tuan Guru Babussalam Syekh Hasyim Al Syarwani, Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Kapoldasu Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, tokoh masyarakat H Syamsul Arifin, Koordinator Kopertis Wilayah I, Dian Armanto, Rektor UISU Mhd Asaad, Ketua Pembina Yayasan T Hamdi Osman, Prof Zainuddin, Bakhtiar Chamsyah dan ribuan mahasiswa UISU.
Dalam kuliah umum tersebut, Panglima TNI menanggapi peristiwa demonstrasi yang menuntut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama beberapa waktu lalu.
Menurut Panglima, kini Ahok telah ditetapkan sebagai tersangka. Panglima pun menegaskan, apabila masih terjadi demonstrasi maka tujuannya ialah memecah belah bangsa. “Proses hukum sudah berjalan, kalau ada demo pasti tidak berhati nurani. Apalagi menuntut penurunan presiden sudah pasti tujuannya memecah belah bangsa,” kata Panglima.
Panglima meminta seluruh pemuka agama agar menebarkan salam dan menjalin silahturahmi. Pemuka agama diharapkan dapat bersikap berdasarkan kebenaran dan kesantunan. “Tak ada ustadz berdemonstrasi dengan memaki-maki. Itulah orang-orang yang berpakaian ustadz dan mengaku ustadz. Mereka ingin memecahbelahkan bangsa dan menghancurkan islam,” sambung Panglima.
Panglima menceritakan bahwa jihad adalah membela NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi sumpah untuk pemersatu bangsa. “Bhinneka jangan diutik-utik. Lihat burung Garuda mencengkram kuat Bhinneka Tunggal Ika. Bila tidak ada islam, bukan Indonesia. Bila tidak ada Kristen, bukan Indonesia. Bila tidak ada Hindu dan Budha, bukan Indonesia. Indonesia adalah kita yang beragam,” ucap Panglima disambut tepuk riuh peserta.
Panglima Gatot Nurmantyo mengingatkan para pemuda khususnya mahasiswa bahwa dalam setiap mengambil keputusan dan menyalurkan pendapat serta aspirasi kepada pemerintah dalam bentuk demo harus selalu menggunakan akal pikiran dan hati nurani, sebab demo dalam alam demokrasi diperbolehkan. “Jika mahasiswa berdemo tanpa akal pikiran dan hati nurani, maka hanya dikendalikan oleh orang yang mengatasnamakan mahasiswa,” ungkap Panglima TNI.
Dalam kesempatan itu, Gubsu Tengku Erry Nuradi kepada wartawan mengapresiasi UISU menghadirkan Panglima TNI Jend Gatot Nurmantyo memberikan kuliah umum mengangkat tema Membangun Semangat Kebangsaan dan Kebhinnekaan dalam Bingkai NKRI.
Kita harus menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila, UUD RI Tahun 1945, Negara Kesatuan RI (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Komunikasi, koordinasi, dan sinegitas senantiasa dilakukan di tengah masyarakat demi mendorong pembangunan nasional khususnya di Sumatera Utara,’’ sebut Erry.
Erry menyebutkan, Sumut merupakan potret kecil miniatur masyarakat Indonesia yang multikultural. Hampir semua suku, agama, ras dan adat budaya dapat ditemukan di Sumatera Utara. Jika ditelisik lebih dalam memiliki berbagai potensi konflik mulai dari sengketa tanah, sumber daya alam, politik lokal, SARA dan lainnya dapat mengancam stabilitas wilayah. “Untuk itulah kita semestinya menyatukan gerak dan langkah sinergis menjaga tetap terciptanya situasi yang harmoni, aman dan kondusif di Sumatera Utara. Indonesia damai, Sumatera Utara maju,’’ tandas Erry.
(Humas Pemprovsu)-(Ernes)