MEDAN, 5/4 – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menekankan pentingnya untuk saling menjaga persaudaran dan ukhuwah islamiyah di dalam organisasi, agar segala tujuan dan program organisasi dapat terlaksana dengan baik.
“Hal ini yang harus kita jaga, organisasi ini merupakan warisan dari orang tua kita untuk menyatukan kita,” ucap Gubernur Edy Rahmayadi, yang hadir dalam acara Pengukuhan Dewan Musapat dan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Masa Bakti 2021-2026 di Balai Raya Aceh Sepakat, Jalan Mengkara Nomor 57, Medan, Senin (5/4).
Acara pengukuhan tersebut, juga dirangkai dengan Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1442 H. Hadir di antaranya Ketua Umum DPP Aceh Sepakat Mukhtar, Ketua Umum Dewan Musapat Aceh Sepakat Sabri Basyah, Ustaz Muzakkir, pengurus DPP, DPC Anak Cabang Aceh Sepakat se-Sumut.
Dalam kata sambutanya, Edy Rahmayadi menekankan tiga hal yang harus diperhatikan bagi pengurus Aceh Sepakat yakni loyalitas, menjaga nama baik dan dapat bekerja sama dengan seluruh pengurus dan anggota. “Jadikan organisasi ini sebagai ladang ibadah. Kesulitan dapat dilalui atas kerja sama tim untuk menyelesaikannya,” katanya.
Mengenai pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih terjadi, Edy Rahmayadi meminta pada pengurus dan anggota Aceh Sepakat yang berprofesi sebagai pelayan publik untuk dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk divaksin Covid-19.
“Wabah ini belum ada obatnya, namun saya minta pengurus dapat mengkomunikasikan, saat ini vaksin sebagai salah satu upaya mengendalikan pandemi ini,” katanya.
Ketua Umum DPP Aceh Sepakat Mukhtar yang baru dikukuhkan mengatakan usai terselenggaranya kegiatan ini, seluruh anggota Aceh Sepakat diminta untuk dapat bersatu kembali menjaga persaudaraan. Aceh Sepakat adalah organisasi sosial menjaga ukhuwah dan tidak berpolitik.
“Mari kita bersatu dan bersama kita buat sejarah untuk membuat Aceh Sepakat semakin besar secara bersama-sama,” katanya.
Sementara Ustaz Muzakkir dalam tausiyahnya menerangkan, bahwa dalam peristiwa Isra dan Mikraj dapat dikaji dari berbagai dimensi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Umat Islam dituntut untuk dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.
Hikmah yang pertama, menurut Muzakkir yakni peristiwa itu bermakna mengajarkan masyarakat untuk cerdas secara spritualitas dengan terus selalu terbangun hubungan dengan Allah SWT. “Di Baitul Makmur di atas Arsy tempat tawaf malaikat di situ Nabi berdoa untuk umatnya. Di sini kita diajarkan juga untuk saling mendoakan sesama saudara. Cerdas secara spiritualitas ini sangat dahsyat sekali,” katanya.
Kemudian hikmah Isra Mikraj selanjutnya, yakni bagaimana menjadi makluk yang jujur dan amanah. Sebagai mana hadis Nabi menjelaskan orang yang amanah akan dibukakan pintu-pintu rezeki, tetapi bila di beri amanah namun berkhianat Allah akan memfakirkan orang tersebut.
“Isra Mikraj merupakan berjalan dua dimensi dunia dan akhirat. Maka dari itu kita harus dapat menjaga amanah. Musibah paling besar terjadi ketika manusia tidak takut lagi pada Allah untuk melanggar amanah,” katanya. **
#GerakanSumutPakaiMasker
#DiskominfoProvsu
#BadanPenghubungDaerahProvsu