MEDAN – 2/12, Ketrentaman dan kenyamanan hidup antar umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus terus dipertahankan. Perpecahan mesti dicegah agar ketentraman dan kenyamanan tersebut dapat terjaga.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah saat menjadi narasumber seminar Deradikalisasi Agama Dalam Perspektif Negara Hukum dalam rangka Milad Nasional ke-91 Pemuda Muslimin Indonesia (PMI), di Hotel Garuda Plaza, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (2/12).
“Kita harapkan kenyamanan, ketentraman antar umar beragama terus bisa kita pertahankan dan kita bisa jaga bersama,” kata Wagub.
Agar tidak terjadi perpecahan, masyarakat diharapkan tidak menerima informasi dari berita negatif secara mentah. Menurutnya saat ini banyak informasi yang disebar di media sosial dengan tujuan memecah belah kesatuan. Karena itu, masyarakat harus dapat memilah informasi mana yang bisa dipercaya atau tidak.
“Masyarakat diharapkan tidak menerima secara mentah informasi yang beredar di media sosial atau di manapun, apalagi yang tujuannya memprovokasi,” kata Wagub.
Mengenai terorisme, Wagub tidak setuju jika dikaitkan dengan agama tertentu. Untuk itu, pemahaman apa itu radikalisme dan terorisme harus dijelaskan kepada masyarakat agar tidak terjadi perpecahan lantaran satu pihak merasa disudutkan. “Kita tidak menginginkan ada agama tertentu yang dianggap sebagai pemicu masalah dalam negara kita ini,” kata Musa Rajekshah.
Ketua Majelis Fatwa Pemuda Muslimin Indonesia Hamdan Zoelva mengatakan paham radikal yang tidak benar adalah yang berkaitan dengan tindak pidana terorisme. Hal tersebut harus menjadi perhatian bersama bagi seluruh masyarakat, bahwa tindakan terorisme harus dilawan bersama.
Selain itu, masyarakat juga perlu memahami bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin dan melindungi setiap pemeluk agama yang menjalankan kepercayaannya. “Negara Indonesia yang merupakan negara yang dibentuk atas kesepakatan ini harus kita jaga secara terus menerus, kemudian harus kita atasi juga pemahaman yang salah tentang bernegara dan menggunakan agama untuk kekerasan, tidak ada agama yang menggunakan kekerasan,” kata Hamdan.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia Ervan Taufiq mengatakan dalam momentum milad ke-91, PMI harus terus menjaga kesatuan NKRI. Menurutnya perbedaan adalah satu nikmat dan anugerah yang patut disyukuri.
“Tidak terasa 91 tahun PMI telah berkiprah di NKRI, PMI dilahirkan 1 bulan setelah sumpah pemuda, sehingga jelas selaku penerus founding father kita memiliki warisan sejarah beban moral menjaga NKRI, kita wajib menjaganya, jangan sampai kesatuan ini terpecah,” kata Ervan.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Ketua Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Sumut Jonson Sihaloho, Kepala Badan Kesbangpol Sumut Anthony Siahaan, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Sumut Ardiansyah.**