Banyuwangi, 22/10 – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) menginginkan perusahaan tambang yang berada di Sumut bisa mengedepankan program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat, serta mengutamakan pelestarian lingkungan.
Hal ini disampaikan Wagub Musa Rajekshah setelah berkunjung dan melihat Tambang Operasi Tujuh Bukit milik PT Bumi Suksesindo (PT BSI), di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timut, Senin (21/10). Kunjungan antara lain bertujuan untuk mengetahui tentang keberhasilan PT Bumi Suksesindo mengolah limbah dan menjaga kelestarian lingkungan
“Kita berharap, perusahaan tambang yang ada di Sumatera Utara juga dapat mengedepankan CSR yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar tambang, seperti yang diterapkan PT BSI ini. Juga dalam pelestarian lingkungan,” ujar Wagub Musa Rajekshah.
Turut serta dalam kunjungan tersebut Bupati Labura Kharuddin Syah, Bupati Serdangbedagai Soekirman, Wakil Bupati Karo Cory S Sebayang, Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat Indra Salahuddin, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Deliserdang Faisal Arif Nasution, Kepala Disporapar Batubara Ilyas, Komisaris dan Direksi BUMD BUMD Sumut, dan sejumlah pimpinan OPD Pemprov Sumut.
Dalam kunjungan tersebut, Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck, bertemu dengan para penggiat UKM kelompok perempuan yang mengembangkan bisnis-bisnis kecil menengah. Ijeck juga sempat mencicipi beberapa produk unggulan, antara lain dodol yang berasal dari buah naga.
Tri Sakti Kurniawan, CSR Manager PT Bumi Suksesindo menjelaskan, dalam pengembangan program CSR, PT BSI bertujuan untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat sekitar, tambang serta memberikan pendapatan riil, karena hal tersebut diwajibkan oleh Kementrian ESDM selaku Kementrian yang membawahi PT BSI di perusahaan tambang.
Salah satunya adalah mendayagunakan kelompok perempuan, sehingga kelompok ini nantinya bisa mandiri dan bisa berproduksi dengan maksimal dalam mengembangkan bisnisnya. CSR PT BSI juga mencakup bidang pendidikan berupa beasiswa sekolah. Ada juga program bis sekolah dan perpustakaan keliling, serta taman bacaan guna memberikan pendidikan literasi kepada masyarakat.
Dari bidang kesehatan, Tri menjelaskan PT BSI memberikan pelayanan kesehatan keliling gratis yang berkeliling lima desa dan dua kecamatan. Serta mobil ambulance gratis yang jika diperlukan untuk membawa pasien rujukan ke Banyuwangi. Ada juga mobil jenazah serta pelatihan kader kesehatan yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Banyuwangi guna melakukan pencegahan berbagai penyakit.
Usai melihat UKM Center, Ijeck kemudian beranjak menuju Tambang Operasi Tujuh Bukit untuk melihat langsung bagimana tambang beroperasi dalam menghasilkan emas. Kehadiran Ijeck dan rombongan disambut Presiden Direktur PT BSI Adi Andriansyah Sjoekri dan General Manager Tambang Operasi Tujuh Bukit James Francis.
James Francis dalam sambutannya menjelaskan, tambang beroperasi sejak tahun 2017 dan kini memasuki tahun ketiga. Selama masa operasi, tambangnya sudah melewati 17 juta jam kerja tanpa ada kecelakaan dan tidak pernah ada pencemaran lingkungan. Dua parameter ini, menurut James sebagai parameter tambang kelas dunia.
Lebih jauh, Adi Sjoekri menjelaskan, tambang milik PT BSI berhadapan langsung dengan masyarakat dan lokasi wisata. Hal ini yang menjadi keunikan tersendiri, sehingga dalam pengoperasiannya tambang berprinsip selain menghasilkan keuntungan juga tidak berdampak dan bergesekan dengan masyarakat dan alam sekitar.
Wagub Musa Rajekshah menjelaskan, kehadiran dirinya bersama rombongan untuk melihat langsung bagaimana proses pengelolaan tambang PT BSI secara langsung. Serta penerapan program-program CSR untuk masyarakat dan pelestarian lingkungan.
“Karena kami punya dua tambang di Sumut, yang selalu perusahaan hadapi adalah gesekan dengan masyarakat. Tapi kami dengar PT BSI terletak di tengah pemukiman bahkan selama mulai sampai sekarang zero accident dan juga tidak ada gesekan dengan masyarakat. Ini satu hal yang ingin kami lihat bagaimana pengelolaan dan pendekatan kepada masyarakat dan terkhusus limbah dari tambang. Mudah-mudahan ini bisa kami ke tempat kami di Sumatera Utara,” ujar Ijeck.
Usai sambutan, Ijeck kemudian memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan bersiap masuk ke dalam tambang. Tahap demi tahap Ijeck mellihat proses tambang sampai selesai.
Dari segi lingkungan, PT BSI menerapkan, lubang yang sudah selesai digali kemudian akan ditutup kembali dan dikembalikan seperti semula. Perusahaan melakukan penanaman pohon kembali agar hutan kembali tumbuh.
Di akhir pengenalan lokasi tambang, Ijeck cukup dibuat kagum dengan berbagai SOP yang diterapkan di tambang serta bagaimana program perusahaan dalam menerapkan CSR dan menghindari pencemaran lingkungan.
Ijeck melihat berbagai hal positif yang bisa menjadi pengetahuan serta memungkinkan diadopsi di Sumut. Saat ini ada dua tambang emas di Sumu, yakni di Madina yaitu PT Sorik Emas Mining dan Tapsel yaitu PT Agin Court yang sudah beroperasi.
Selama ini, menurutnya, perusahaan sudah berjalan dengan baik. “Tapi kita ingin melihat dan membandingkan apa yang baik di tempat kita, apa yang sudah lebih baik di sini, kita ingin lihat juga khususnya perusahaan bisa bermitra berkomunikasi dengan lingkungannya,” ujar Ijeck.
Ke depan, kata Ijeck, akan mengagendakan kunjungan untuk melihat tambang emas yang ada di Sumut. “Kita coba akan kunjungan ke sana kita lihat apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya secara aturan. Kalau itu belum kita akan coba berkomunikasi untuk menyosialisasikan pertama CSR harus berjalan. Kedua, masyarakat harus mendapatkan manfaat dari kehadrian perusahaan. Ketiga perusahaan harus terbuka sehingga tidak ada gesekan dengan masyarakat. Kalau ini bisa berjalan dengan baik, investor bisa lebih nyaman masuk ke provinsi kita ke negara kita,” ujar Ijeck. *
(Humas Provsu)-(Riva)