Medan, 9/10 – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) berencana memindahkan pusara Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah, ke tempat yang lebih layak dan representatif. Langkah ini sebagai upaya revitalisasi terhadap sejarah perjuangan dan peran pahlawan nasional yang dikenal sebagai Raja Penyair Pujangga Baru tersebut.
Pembahasan yang melibatkan ahli waris, pemangku adat, akademisi, budayawan, pemerintah daerah dan aparat keamanan yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut pada Foccus Group Discussion Revitalisasi Makam Amir Hamzah di Hotel Grand Antares, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Senin (7/10). Secara umum para pihak sepakat dan mendukung rencana Revitalisasi Makam Amir Hamzah. Proses pemindahannya nantinya akan disesuaikan aturan fatwa Mujelis Ulama Indonesia (MUI ) dan tatanan adat serta budaya Melayu.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ria Novida Telaumbanua, Sultan Negeri Langkat VIII Sri Paduka Tuanku Sultan Azwar Abdul Jalil Rahmad Shah al-Haj, cucu Alm Tengku Amir Hamzah Amaliah Hariana, Ketua Kerapatan Adat Kesultanan Langkat Tengku Tazul, Prof Wan Saifuddin, Tengku Mira Sinar, Kepala Bappeda Langkat, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Langkat, Budayawan Muhar Om Tatok dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang diwakili Staf Ahli Nouval Mahyar mengatakan bahwa revitalisasi ini bertujuan agar masyarakat dapat terus mengenang dan mengenali sosok pahlawan nasional Amir Hamzah yang ikut memberikan arti dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sementara itu, Sultan Langkat mengatakan bahwa masyarakat adat Langkat mendukung sepenuhnya rencana Gubernur Edy Rahmayadi tersebut. “Ini tentu sebuah langkah yang perlu didukung, karena sosok Tengku Amir Hamzah bukan hanya kebanggaan masyarakat Langkat ataupun Melayu saja, namun juga merupakan kebanggaan seluruh masyarakat Indonesia karena jasa dan kiprahnya,” ujar Sultan.
Makam Amir Hamzah nantinya diharapkan bukan dalam rangka pengkultusan sosok, namun akan menjadi pusat studi tentang kiprah dan karya-karyanya. Akademisi Prof Wan Saifuddin mengatakan bahwa sosok Amir Hamzah memberikan kontribusi besar bagi bangsa. Selain karya puisi dan prosa maupun terjemahan yang ditulisnya, Amir Hamzah juga berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan, di antarnya sebagai salah satu konseptor Sumpah Pemuda.
“Amir Hamzah adalah tokoh dengan karya yang mendunia dengan karyanya. Dari sisi kepahlawanan dia memang milik Indonesia, tapi karyanya sudah menjadi milik dunia,” kata Wan Saifuddin.
Tengku Amir Hamzah mendapat Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Nomor 106/TK/Tahun 1975 tanggal 3 November 1975 karena dinilai telah memberikan perjuangan dalam membela Negara dan Bangsa. Amir Hamzah terbunuh pada 20 Maret 1946 dalam revolusi sosial yang terjadi pada tahun 1946.
Dalam kesempatan itu, Cucu Amir Hamzah yang akrab dengan sebutan Tengku Rina membacakan puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah. Padamu Jua dinilai para pakar merupakan puisi terbaik karya Amir Hamzah yang menunjukkan pengakuan terhadap keesaan Tuhan.**
(Humas Provsu)-(Riva)