Medan, 20/8 – Pesatnya perkembangan teknologi saat ini dikhawatirkan dapat berdampak buruk terhadap perkembangan dan prilaku anak, bila tidak ada pengawasan dari orang tua. Karena itu, penting para orang tua untuk menerapkan pola asuh anak dan remaja sejak dini.
Pola asuh anak adalah suatu proses untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa. “Kita tidak bisa menghindari, tapi kita harus bisa mengatur terkait handphone. Seperti handphone yang ada aplikasi game-nya, dapat mempengaruhi pola anak, bila tanpa pengawasan kita selaku orang tua,” ujar Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Nawal Edy Rahmayadi pada acara Penguatan Pola Asuh Anak dan Remaja di Aula Kelurahan Mabar, Kota Medan, Selasa (20/8).
Hadir dalam acara itu, Ketua TP-PKK Kota Medan Rita Maharani Dzulmi Eldin, Kepala Dinas PPPA Sumut Nurlela, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayan Masyarakat BNN Sumut Tuangkus Harianja, pengurus TP-PKK Kota Medan, serta para camat dan lurah.
Nawal mencontohkan, efek dari perkembangan teknologi ini terhadap prilaku anak yakni pada tayangan televisi, yang lebih gampang diserap oleh anak. Sehingga anak cenderung meniru dan melakukan apa yang dilihatnya dari televisi tersebut, termasuk tayangan yang belum pantas dilihat anak-anak.
“Anak-anak kita sekarang lebih kenal dengan ultramen. Ini karena pengaruh televisi. Ini karena kita membiarkan dan tidak mengarahkan dan menemani anak, akibat kesibukkan kita,” katanya.
Nawal pun mengingatkan para orang tua harus menerapkan pola asuh anak sejak dini, dan ini menurutnya sudah diajarkan pada seluruh pemeluk agama. “Bahwa dari kandungan sudah diterapkan pola asuh anak. Di Islam kita dianjurkan mengasuh pola anak ketika waktu hamil. Carilah pola asuh itu di kitab suci agama masing-masing,” ucap Nawal.
Seperti pelajaran agama, menurut Nawal, sangat penting dalam pelaksanaan pola asuh anak dan remaja. Karena itu, para orang tua juga diingatkan untuk tidak hanya mengandalkan pelajaran agama di lingkungan sekolah, tetapi orang tua juga harus menanamkan nilai-nilai agama di lingkungan keluarga. Orang tua diminta untuk lebih intens menceritakan tokoh-tokoh agama pada anak.
“Mengajarkan anak tentang agama, harus lebih intens mendidik anak dengan tokoh agama. Nabi misalkan, lebih sering kita ajarkan contoh panutan seperti Nabi Muhammad SAW untuk muslim dan lainya di agama masing-masing,” pesan Nawal.
Para orang tua, juga diingatkan dalam ucapan dan prilaku harus sesuai. Karena dapat menjadi contoh dan mencerminkan prilaku pada anak. Salain itu, dalam pola asuh anak yang tidak lagi melakukan kekerasan pada anak. “Orang tua harus menjadi contoh yang baik. Jangan nanti menyuruh anak salat, misalkan untuk muslim. Tapi, ayahnya sendiri tak salat. Orang tua harus mencerminkan prilaku pada anak,” ucap Nawal.**
(Humas Provsu)-(Riva)