Medan, 15/8 – Upaya Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menjadikan Sumut sebagai Provinsi Agraris dengan mendorong kabupaten/kota mengembangkan potensi pertanian dan peternakan di daerah masing-masing mulai membuahkan hasil. Di antaranya, Kabupaten Batubara yang dicanangkan menjadi sentra domba sudah berhasil mengekspor domba ke Malaysia.
Pada Iduladha 1440 H baru-baru ini, sebanyak 250 domba yang disembelih untuk kurban di Johor Bahru, Malaysia, seluruhnya berasal dari Batubara. Bahkan, hewan kurban yang disembelih dalam Program ASNAF Mampu Kurban itu meraih The Malaysia Book Records dengan penyembelihan hewan terbanyak.
“Membanggakan, ternyata Batubara sudah ekspor domba dan bahkan menjadi hewan kurban yang disembelih dan meraih The Malaysia Book Records sebagai penyembelihan kurban terbanyak,” ungkap anggota DPD RI Parlindungan Purba, di Medan, Rabu (14/8).
Parlindungan mengatakan hal itu usai pulang dari menghadiri acara Program ASNAF Mampu Qurban kerja sama Persatuan Peniaga dan Penjaja Kecil Perling dan Angsaba Johor Bahru, The Malaysia Book Records dan Komuniti Harapan Malaysia Dun Perling di Angsana Johor Bahru, Malaysia pada Iduladha.
Menurutnya, ekspor domba ke Malaysia yang dilakukan dari daerah Batubara menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Batubara mendukung dan menjalankan program Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah yakni Membangun Desa Menata Kota.
Parlindungan berharap ekspor domba dari Batubara dan daerah lain di Sumut bisa meningkat terus karena pasarnya masih cukup besar. “Asia Global, perusahaan impor dan ekspor domba dari Sumut masih membutuhkan banyak domba karena ke depannya, domba dari Sumut itu bukan hanya untuk kebutuhan kurban tetapi juga daging segar dan beku,” ujarnya.
Wakil Bupati Batubara Oky Iqbal Prima menyebutkan, Pemkab Batubara membuka diri untuk mengembangkan bisnis ekspor domba dengan Asia Global yang sudah dimulai dalam tahun 2019. “Pemkab Batubara berkomitmen kuat untuk mengembangkan industri peternakan khususnya domba yang sudah memiliki pasar,” katanya .
Wakil Bupati Batubara yang ikut dalam acara Program ASNAF Mampu Kurban di Johor Bahru, Malaysia yang meraih The Malaysia Book Records itu mengaku merasa senang, domba ekspor dari Batubara itu mendapat respon positif dari masyarakat dan termasuk pemerintah Johor Bahru.
Dia menyebutkan, saat ini di 12 daerah Batubara ada pengembangan domba sekitar 38 ribu ekor, kambing 22.000 ekor dan sapi 36.000 ekor. “Pemkab Batubara terus mengembangkan peternakan khususnya domba yang sudah memiliki pasar di Malaysia,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mencanangkan Kabupaten Batubara sebagai sentra cabai dan domba di Sumut, karena daerah ini memiliki lahan tanaman cabai dan pakan ternak tersedia cukup banyak.
“Dari ternak-ternak ini juga nantinya kita kembangkan pabrik kompos. Jadi kotorannya dimanfaatkan untuk pabrik kompos. Nah, hal-hal seperti ini yang saat ini sedang kita kembangkan. Strategi dan manajeman pertanian/peternakan yang sistematis,” ujar Edy Rahmayadi usai membuka Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Tingkat Provinsi Sumut ke IV Tahun 2019, di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Selasa (16/7).
Pada kesempatan itu, Gubernur juga menegaskan, menjadikan Sumut yang agraris akan selalu menjadi prioritas utamanya, termasuk mensejahterakan kehidupan para petani dan nelayan. Untuk itu, berbagai strategi saat ini sedang disusun untuk menggenjot produksi pertanian Sumut.
Salah satu caranya, katanya, dengan memetakan produk-produk unggul tiap daerah kabupaten/kota Sumut. Misalnya dari sektor peternakan, Kabupaten Langkat dan Karo fokus pada ternak sapi, Humbang Hasundutan ternak kerbau, Batubara dan Sergai ternak domba.**
(Humas Provsu)-(Riva)