Medan, 26/4 – Untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok menjelang Ramadhan dan Lebaran 1440 H, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi ingin ada koordinasi yang kuat antara pedagang, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Sehingga berbagai langkah antisipasi dapat segera dilakukan.
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi ketika menghadiri Rapat Koordinasi Identifikasi Harga Bahan Pokok Menjelang Ramadhan dan Lebaran, Jumat (26/4) di Tiara Convention Center Jalan T Cut Meutia. “Kita harus serius untuk hal ini, perlu koordinasi yang komprehensif antara pemerintah kabupaten/kota, Disperindag dan pedagang. Kalau tidak bakal sulit untuk rakyat,” katanya, saat memberikan kata sambutan.
Gubernur menegaskan, berbagai upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga perlu dilakukan demi rakyat yang seharusnya mendapat harga bahan pokok yang tidak berlebihan. “Untuk bapak dan ibu pejabat mungkin tidak masalah bila harga meningkat tinggi, tetapi untuk rakyat mereka akan kesulitan. Kita juga perlu awasi pedagang-pedagang yang bandel, yang suka menimbun bahan pokok. Ini demi rakyat kita,” ujarnya.
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan Veri Anggriono berharap pemerintah kabupaten/kota bisa bersinergi dengan pemerintah pusat untuk menjaga kestabilan harga. “Mari kita kawal bersama-sama kebutuhan pokok demi bisa menjaga harga dan inflasi, menjaga stok barang,” katanya.
Veri cukup terkesan dengan Sumut, karena menjelang Ramadhan dan Lebaran harga daging masih di level Rp110.000 – Rp 120.000/kg, jauh lebih rendah dari Bangka Belitung. “Di sini (Sumut) masih pada level Rp 110.000, Rp 115.000 dan Rp 120.000, di Bangka Belitung sudah mencapai level Rp 150.000. Walau begitu kita harus pantau terus, jangan sampai lengah,” ujarnya.
Dua tahun terakhir, menurut laporan Kasatgas Pangan Rony Samtana, Sumut berhasil menjaga kestabilan harga dan stok bahan pokok sehingga inflasi bisa terkendali. “Ini berkat kerja sama kita semua, karena koordinasi yang kuat. Dan untuk Ramadhan dan Lebaran tahun ini kita harus siap lebih baik dari tahun sebelumnya,” tegasnya.
Di tahun 2018, Sumut berhasil menurunkan inflasi secara signifikan. Pada tahun 2017, inflasi Sumut mencapai 3,2 % (nasional 3,6 %) dan di tahun 2018 menurun drastis ke angka 1,2% (nasional 3,1%).
Menurut keterangan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Wiwiek Sisto Hidayat, yang paling berkontribusi pada penurunan inflasi tahun 2018 adalah volatile foods (komponen pangan) sebesar -0,99%. Ini salah satunya berkat kerja keras Satgas Pangan Sumut. “Kita perlu apresiasi Satgas Pangan Sumut yang sudah bekerja keras menjaga kestabilan harga bahan makanan, karena bahan makanan berkontribusi besar pada inflasi di Sumut,” katanya.
Pada rapat koordinasi kali ini turut hadir juga Kepala Disperindag Sumut Alwin Sitorus, Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik Sumut Basirun, sejumlah pejabat dari Kementrian Perdagangan RI dan OPD Pemrov Sumut. **
(Humas Provsu)-(Riva)