Binjai – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) terus memperluas pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan kandungan gizi ikan. Dalam perluasan tersebut, kampanye makan ikan juga mengajak masyarakat mengembangkan diri dalam mengolah ikan yang baik.
Hal ini dilakukan Pemprovsu menekan persentase jumlah balita di suatu populasi yang mengalami stunting dalam pertumbuhan fisiknya atau dengan kata lain prevalensi stunting hingga persen.
“Terus kita kampanyekan makan ikan ini untuk menekan prevalensi stunting di Sumut, hingga mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024, dari tahun sebelumnya sebesar 21,1 persen,” kata Penjabat (Pj) Gubenur Sumut Hassanudin saat menghadiri kegiatan Hari Makan Ikan di Rumah Pangan di Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai baru baru ini.
Pj Gubernur mengatakan penurunan stunting merupakan tanggung jawab bersama. Tanggung jawab moral dan kepedulian semua pihak. Bagaimana menyiapkan generasi yang cerdas dan sehat untuk Indonesia lebih maju. Sehingga diperlukan kolaborasi yang baik dalam menekan angka tersebut.
Pj Gubernur juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi ikut mengadakan kegiatan Hari Makan Ikan, guna mengedukasi pentingnya mengkonsumsi ikan dalam mencegah stunting.
Pj Gubernur juga berpesan kepada ibu-ibu, agar dapat menyediakan menu berbahan ikan dalam setiap makanan di keluarganya masing-masing. “Saya titip ke ibu-ibu, kita siapkan generasi emas Indonesia, khususnya Sumut, agar bonus demografi ini, kita memiiliki generasi emas yang sehat, cerdas,” harapnya.
Walikota Binjai Amir Hamzah mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Pemerintah Kota Binjai sebagai tuan rumah Hari Makan Ikan kolaborasi antara PKK Sumut, Dinas Kelautan Sumut, Dinas Kesehatan Sumut, serta stakeholder lainnya.
Amir Hamzah menyampaikan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tahun 2021 stunting di Kota Binjai berada diangka 21,7 persen dan tahun 2022 sekitar 18,7 persen. ” Tahun 2021 prevalansi stunting di Kota Binjai 21,7 persen, waktu itu kami masih zona kuning. Namun di tahun 2022 stuntingnya turun 18,7 persen. Kami masuk zona hijau. Artinya ada penurunan 3 persen dalam kurun waktu 1 tahun,” jelasnya
Selain itu dalam penurunan angka stunting, Pemko Binjai meluncurkan Program Binjai Smoting (Semangat Menuju Zero Stunting) melalui implementasi gerakan bapak asuh bagi Balita stunting dan keluarga risiko stunting.
“Kami libatkan semua stakeholder dan donatur, di mana Pemko Binjai ada program makan bagi anak-anak stunting dan keluarga risiko stunting di seluruh kecamatan Binjai. Kami datangi rumah orang tua yang anaknya stunting. Kalau kami bilang di sini keroyokan Pak Pj Gubenur. Jadi saya optimis angka stunting di Kota Binjai dapat kita tekan di bawah 14 persen pada tahun 2024 agar kita berhasil menciptakan generasi berkualitas emas dan menikmati bonus demografi pada tahun 2045,” harapnya.
Head of Regulatory and Government Affairs eFishery Luciana Dita Chandra Murni mengatakan, eFishery hadir di Sumut untuk ikut mencegah stunting dan ikut mencerdaskan anak bangsa. Karena dengan mengkonsumsi ikan yang kaya protein pastinya akan memberikan kesehatan dan kecerdasan bagi anak-anak dan orang dewasa.
“eFishery hadir ingin berkolaborasi dengan semua stake holder di Sumut. Di hulunya kita menyejahterakan petambak ikan dan udang, di hilirnya kita mencerdaskan anak-anak bangsa. Ketika negara sudah maju, kita harus menyiapakan generasi cerdas, sehat dan tahan banting. Jadi eFishery dan Pemprov Sumut berkolaborasi ingin menyiapkan generasi emas Indonesia,” harapnya.
Dijelaskan secara umum, eFishery adalah sebuah perusahaan rintisan bersama para pembudidaya ikan dan udang dalam meningkatkan hasil panen melalui adopsi teknologi. Saat ini ada 10.000 petambak eFishery di Sumut dan 150 eFisheryPoint.
Turut hadir OPD di lingkungan Pemprov Sumut dan Kota Binjai, Forkopimda Kota Binjai, Ketua PKK dan Kecamatan Kota Binjai. ***
(Diskominfo Sumut)