Tapanuli Utara, 27/6 – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi berkomitmen mengembangkan tanaman Macadamia di daerah ini. Selain untuk merehabilitasi hutan dan menghijaukan lahan kritis, Kacang Macadamia juga bernilai ekonomi tinggi, yang diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumut.
Tanaman Macadamia memiliki sifat yang tahan api. Cocok ditanam di daerah tangkapan air, seperti kawasan Danau Toba yang rawan kebakaran. Macadamia juga mampu tumbuh di lahan kering, cocok dijadikan sebagai tanaman yang mampu menghijaukan kembali lahan yang sudah kritis. Apalagi, Sumut memiliki lahan kritis seluas 1,3 juta hektare.
Macadamia juga memiliki fungsi ekonomi yang sangat menguntungkan. Harga jual Kacang Macadamia yang dapat dikonsumsi itu juga sangat tinggi, yakni mencapai Rp300.000 – Rp500.000/kg. Macadamia mulai dapat dipanen pada umur tanaman 5 tahun. Buah macadamia dipanen setelah jatuh sendiri dari pohonnya. Produksi rata-rata satu pohon sebanyak 12-25 kg/tahun.
Komitmen pengembangan tanaman Macadamia itu ditegaskan Gubernur pada acara Pencanangan Pengembangan Tanaman Macadamia Untuk Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Fasilitas Persemaian Permanen, Produksi dan Pengembangan Macadamia, Desa Hutaginjang, Tapanuli Utara, Kamis (27/6).
Gubernur mengatakan akan bekerja sebaik-baiknya untuk bersama-sama dengan kepala daerah kabupaten/kota dalam mengembangkan Macadamia di daerah ini. “Ini saya apresiasi, saya mendapatkan dukungan dan motivasi dengan program ini, ini sesuai dengan membangun desa menata kota,” ujar Gubernur.
Komitmen untuk mengembangkan tanaman Macadamia juga ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepemahaman antara Pemprov Sumut, Jawa Barat, Pemkab Tapanuli Utara, Humbahas, Samosir, Toba Samosir, Dairi, Karo, Simalungun, PT INHUTANI IV, dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Juga dilakukan penanaman perdana tanaman Macadamia oleh Gubernur Edy Rahmayadi dan rombongan.
Pada acara yang dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Sekdaprov Sumut Sabrina, dan Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor, juga dilakukan peninjauan ke fasilitas persemaian bibit tanaman Macadamia. Di antaranya Germination House Mother Plant, Green House, dan Rooting Green House.
Menurut Gubernur, semua pihak harus terlibat dalam program pengembangan Macadamia. Karena itu, Gubernur mengajak Forkopimda untuk bersama-sama menjalankannya demi masyarakat Sumut. “Saya akan ajak, mahasiswa, TNI-POLRI, saya ajak menanam ini,” katanya.
Edy Rahmayadi pun bercerita, sejak dulu ingin menjadikan Danau Toba sebagai wilayah penghijauan yang berguna bagi masyarakat banyak. Namun hal tersebut belum terealisasi. Oleh sebab itu, Edy antusias dengan pengembangan Macadamia tersebut. Apalagi, Macadamia dapat tumbuh subur di ketinggian 600 mdpl, seperti kawasan Danau Toba.
Edy Rahmayadi juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya yang berada di sekitar Danau Toba untuk bersama-sama menjadikan danau tersebut sebagai tempat yang bisa membawa masyarakat Sumut bermartabat. “Ayo kita bekerja bersama-sama,” ujarnya.
Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan mengapresiasi terpilihnya Tapanuli Utara sebagai daerah percontohan pengembangan tanaman Macadamia. Ke depan, Nikson Berharap di Tapanuli Utara bisa berdiri pabrik pengolahaan produk turunan macadamia.
Nikson pun bercerita, sebelumnya pernah diajak Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya ke Australia untuk melihat pengembangan Macadamia yang sudah ada sejak lama di sana. “Ternyata Macadamia memiliki banyak sekali produk turunan, dan tidak hanya digunakan untuk makanan saja,” turutnya. **
(Humas Provsu)-(Riva)