Tabligh Akbar Hijrah Menuju Ridho Ilahi, Gubernur Sebut Beratnya Syarat Pemimpin

ridho2Medan, 28/4 – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi kembali mengingatkan pentingnya peran ulama dalam mengawal perjalanan bangsa ini ke depan. Karena itu, seorang pemimpin yang disebut dengan umaro, harus menjadikannya sebagai rujukan dan tempat bertanya.

Hal itu disampaikan Gubernur pada acara Tabligh Akbar bertema Hijrah Menuju Ridho Ilahi di Masjid Al-Musannif Jalan Cemara Medan, Minggu (28/4). Dirinya pun menyebutkan bahwa untuk jadi pemimpin atau umaro serta mengemban peran sebagai ulama, ada syarat yang harus dipenuhi dan cukup berat. Sebab, menurutnya kedua golongan ini sangat penting bagi kehidupan sosial.

“Saya harus hadir kemari. Saya sekaligus perkenalan, nanti seandainya insya Allah anda masuk surga, tolong cari saya kalau saya belum kelihatan,” ujar Gubernur, dalam sambutannya di hadapan seribuan jamaah tabligh yang memadati kawasan masjid.

Sulitnya menjadi pemimpin atau umaro, kata Gubernur, tercermin dari tugas dan tanggung jawab yang besar. Begitu juga dengan ulama, bagaimana masyarakat menjadikan para pemuka agama tempat untuk bertanya, meminta nasehat atau tempat referensi. Sehingga Gubernur merasa tidak bisa berjalan baik menjalankan tugas, jika tidak ada ulama.

“Bayangkan kalau saya sekarang, tidak ada tempat bertanya. Bisa hancur yang saya pimpin ini. Karena sejatinya manusia pasti punya salah,” sebutnya.

Apalagi, kata Gubernur, kemerdekaan Indonesia bukan hanya peran tentara, melainkan juga ada para ulama. Karena itu baginya, ulama harus berada di kasta yang dihormati. Bagaimana rasa hormat tersebut ditunjukkan masyarakat dengan mendengarkan nasehat dan ilmu yang bermanfaat.

“Jangan sampai ulama mengejar umaro. Sudah terbalik itu, bisa porak poranda bangsa ini. Untuk itu saya yang datang ke sini, apa yang bisa saya lakukan. Karena bukan ulama yang datang, kami yang mendatangi ulama,” tambah Gubernur.

Selain itu, Gubernur juga mengingatkan kepada generasi muda yang akan meneruskan peran ulama kelak, untuk tetap mengedepankan kepentingan umat atau orang banyak. Bagaimana pengajaran yang diberikan selama ini, diamalkan sebaik-baiknya. Sebab jika seorang pemimpin syaratnya adalah atas keinginan umat yang ingin dipimpin.

“Kalau imam (salat) itu syaratnya jelas. Harus hafal AlQuran, harus benar bacaannya. Beda dengan makmum (yang dipimpin), siapa saja bisa selama dia sudah Syahadat,” ujarnya.

Sementara Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah yang hadir beberapa saat kemudian, menyampaikan syukur atas terlaksananya acara Tabligh Akbar yang dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah di Sumut.

Untuk itu dirinya berharap kegiatan keagamaan sekaligus silaturahim seperti ini bisa terus terjaga dan dilaksanakan oleh generasi mendatang. Sehingga budaya yang baik tersebut diturunkan kepada anak cucu kelak. **

(Humas Provsu)-(Riva)