Tapsel, 9/4 – Sumatera Utara (Sumut) sudah lama tersohor dengan kopi robusta dan arabika. Hal itu pula yang membuat Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah tertarik untuk mencoba cita rasa Kopi Arabika Sipirok.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Tapanuli Selatan, Wagub pun menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Mandailing (MPIG-KM) di Restauran Siang Malam, Senin malam (8/4).
“Dalam pertemuan ini saya ingin bertemu karena saya ingin mendengar langsung keluhan dari petani kopi, sekaligus mau lihat kondisi jalan lintas Sumatera Utara, dan alhamdulillah bisa ketemu hari ini,” ucap Wagub.
Ia pun mengaku terkejut karena baru tahu Sumut punya kopi sebagus Kopi Sipirok. “Saya tahunya Kopi Mandailing dan Kopi Sidikalang, apalagi saat ini kopi ini lagi trend, banyak peminatnya. Dalam rangka mengangkat ekonomi masyarakat, tak bisa hanya dinas saja yang diharapkan bekerja, masyarakat juga harus ikut ambil bagian,” tutur Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck.
Ijeck bercerita saat berkunjung ke Takengon, dan menurutnya Sipirok jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Takengon. “Sipirok ada pemandangan alam yang indah, lalu kopinya terbaik, jadi masyarakat pun bisa menjadikan sipirok sebagai tempat wisata, yang kemudian bisa menjadi pemasukan tambahan selain dari bertani kopi,” katanya.
Salah satu potensi kopi Sumut adalah lahan yang luas, di mana untuk arabika mencapai 61.231,44 hektare dengan produksi mencapai 49.176, 51 ton. Produksi arabika dari Mandailing Natal, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, Tapanuli Selatan, Dairi dan Pak-Pak Bharat itu, sudah lama dikenal dan di ekspor.
Ekspor kopi arabika Sumut pada 2016 senilai US$ 317, 09 juta dengan tujuan pasar ke Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, Jerman, Australia, Kanada, Korea, Singapura, Vietnam dan Malaysia. “Saat ini yang kita inginkan adalah semua kegiatan perkebunan berbasis kawasan agar hasilnya lebih kelihatan, kegiatan perkebunan harus sinergitas antara hulu dan hilir, jadi tak hanya pelaku ekspor saja yang diuntungkan, petani harus juga sejahtera,” ucap Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawati.
Selain itu, tanaman kopi arabika Sipirok masih tergolong alami dan belum terkontaminasi dengan obat-obatan kimia. Sedangkan karakter rasa kopi sipirok yang lebih kuat dibandingkan dengan kopi di daerah lain, seperti rasa lemon, dan gula aren.**
(Humas Provsu)-(Riva)